Manusia selalu berbohong. Tiap jam, tiap detik, tiap menit. Tidak pernah ada yang jujur. Kebohongan itu juga banyak macamnya. Bohong pada diri sendiri, pada orang lain, pada kewajiban, pada lingkungan, pada ideologi. Banyak.
Aku bukan orang yang bersih dari itu.
Tapi aku juga bukan orang yang baik hati untuk dapat menerima sebuah kebohongan.
Kadang aku merasa seperti orang bodoh. Terus berharap pada janji-janji orang lain padahal aku juga orang yang selalu kena getahnya karena berharap janji-janji itu ditepati. Aku masokis. Kurasa itu sama jelasnya seperti aku menghirup oksigen saat bernapas. Aku tahu kalau mereka akan berbohong tapi aku tetep telen juga janji-janji mereka dan merasakan sakitnya sendiri.
Bego memang.
Bego banget sampai-sampai rasanya aku mau mati aja. Janji-janji seperti 'Liburan besok kita ke sini' atau 'Pasti akan kutengok besok.' semuanya sampah. Sampah yang akhirnya cuma bikin aku kecewa dan menangis.
Kata-kata itu sama sampahnya seperti keluargaku. Aku nggak butuh hal kaya gitu tapi terus terikat dengannya. Kebetulan juga, kebanyakan sampah janji itu juga keluargaku yang buat. Hah, mungkin harusnya aku memang nggak perlu bertatap muka lagi sama mereka agar nggak perlu merasakan yang namanya terus dibohongi.
Omong kosong itu, janji-janji sampah yang terus mereka timbun sejak aku kecil, semuanya nggak ada gunanya. Menepati janji itu cuma istilah kuno yang nggak ada artinya dalam kamus keluargaku.
Semuanya cuma kebohongan.
Keluarga yang ideal. Pembohong macam apa yang coba merealisasikan hal mustahil itu dari rumah neraka? Bapak yang berpikir asal kebutuhan dipenuhi, maka kewajibannya sudah selesai (Oke, aku merealisasikannya sekarang. Aku cuma butuh uangnya, soal kasih sayang mah nggak perlu kan? Asal ada uangnya aku bisa hidup. Lagian kasih sayang itu juga sama bohongnya dengan yang lain), Kakak yang gila laki-laki, pikirannya penuh dengan laki-laki, laki-laki dan laki-laki (Korban hormon yang telat puber menurutku) dan adikku? Dia yang sudah nggak punya Ibu sejak usia dua tahun dan hidup dibesarkan uang nggak perlu penjelasan lebih lanjut.
Kali ini juga nggak beda.
Dengan begonya aku percaya. Dan sakit hati.
Nggak masalah, aku mati pun nggak masalah. Ada atau nggak aku nggak akan memengaruhi hidup mereka.
Bye.
sumber gambar: http://www.dav.co.za/blog/wp-content/uploads/2014/03/you_always_lie.jpg
Minggu, 10 Mei 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar